SALAM


ASSALAMU ALAIKUM WR. WB, TERIMA KASIH ANDA TELAH BERKUNJUG KE BLOG INI

Selasa, 15 Desember 2009

RAKER DAN LOKA LAKARYA FAKULTAS PERTANIAN UNISMUH MAKASSAR DI HOTEL DELTA

Rapat kerja Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah berlangsung selama dua hari yaitu mulai hari kamis-hari jum'at, tanggal 10 - 11 Desember 2009, bertempat di Hotel Delta Makassar . Rapat kerja dan Lokarya ini di buka oleh Pembantu Rektor III (PR III) Darwis Mudinah, namum sebelumnya di awali dengan pengajian oleh Ketua BPH Ir. H. Syaiful Saleh , Msi Universitas Muhammadiyah Kota Makassar, dalam pengajian beliau menyampaikan agar dapat memenej diri, terutama dalam mengatur perioritas kegiatan, alasannya rata-rata kita mempunyai lebih dari satu kegiatan, sehinnga ketika seorang pejabat Unismuh, memiliki kegiatan bersamaan, maka tentu mereka harus mengutamakan Unismuh, disamping itu beliuan juga menyampaikan bahwa terkadang kita terlalu menganggap kepunyaan orang lain lebih baik bahkan cendrung menistakan miliknya sendiri, menurut beliau , hal ini perlu di perbaiki. Dalam pengajian beliau juga menyampaikan kesyukuran karena bertambahnya mahasiswa secara kuantitas, namum hal ini harus diikuti dengan pembenahan ke dalam untuk dapat mengimbangi membludaknya mahasiswa unismuh yang semakin tahun semakin bertambah, dekimikian pernyataan Ketua BPPH Unismuh Makassar.
Dalam Rapat kerja kali ini diikuti oleh hampir semua dosen Fakultas Pertanian. Agenda Rapat Kerja adalah meletakkan program dasar Fakultas pertanian Unismuh 5 tahun ke depan, yang dilahirkan dari setiap pembantu dekan, yaitu Pembantu dekan I membahas program akademik dan kebijakan yang terkait dengan proses dan pengelolaan Akademik, Pembantu Dekan II Meletakkan dasar program menyangkut tentang pengelolaan dan pembiayaan program fakultas dan yang terkait tentang sarana dan prasarana Fakultas Pertanian Unismuh Makassar, Pembantu Dekan Meletakka Dasar Program pembinaan mahasiswa dan kelembagaan Mahasiswa, Sedangka Pembantu Dekan IV meletakkan dasar tentang pembinaan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, serta yang terkait dengan kebijakan Pembantu Dekan IV.
Penggodokan program dimulai dari Presentase setiap pembantu dekan Fakulatas pertanian yang berlangsung hampir satu hari, kemudian dilanjutkan dengan pembagian Komisi, mulai dari komisi I, 2, 3 dan 4.
Di penghujung acara rupanya anak-anak IMM Fakultas Pertanian Unismuh, rupanya hadir dalam rangka pelantikan pengurus baru dan Pembukaan rapat kerja mereka, acara ini pelantikan ini di tangani oleh Korkom IMM Unismuh Makassar, sedangkan pembukaan Rapat kerja mereka di buka oleh Dekan Fakultas Pertanian Unismuh Ir. H. Saleh Molla.
Rapat kerja ini mudah-mudahan dapat meletakkan program lima tahun ke depan untuk menjadikan Fakultas Pertanian semakin diminati oleh Mahasiswa,, semoga Amiin!

Selasa, 08 Desember 2009

KELENDER AKADEMIK FAKULTAS PERTANIAN UNISMUH TA. 2009-2010

SEMESTER GANJIL SEPT.-PEB. 2009

No

Kegiatan

periode

1.

Pelantikan/penerimaan mahasiswa baru

September 2009

2.

Perkuliahan semester Ganjil 2009/2010

Sept. 2009 s/d 7 peb. 2010

3.

Batas akhir pengambilan KRS

12 Nopember 2009

4

Pengiriman Data ESBED (2008-1)

15 Nopember 2009

5.

Batas akhir pemberian cuti akademik

22 Nopember 2009

6.

Ujian tengah semester ganjil (mid semester)

30 Nopember – 6 Desember 2009

7.

Batas akhir pelaksanaan Ujian tutup semester ganjil 2009/2010

15 Desember 2009 ( 20 hari sebelum wisuda)

8.

Penutupan pendaftaran wisuda semesterganjil

Desember 2009 (15 hari sebelum wisuda)

9.

Pengambilan kartu ujian

8 – 9 Pebruari 2010

10.

Ujian Final

16 – 21 Pebruari 2010

11.

Pemasukan Nilai

22 – 27 Pebruari 2010

12.

Monev Fakultas

27 Pebruari 2010

13.

Batas akhir perbaikan /koreksi nilai

7 Maret 2010

14.

Pengiriman data ESBED (2009-1)

14 Maret 2010

SEMESTER GENAP (MARET – AGUSTUS 2010)

1.

Pendaftaran Ulang /Pembayaran SPP/Penjabutan

1- 14 Maret 2010

2.

Perkuliahan semester Genap 2009/2010

7 Maret – 20 Agustsu 2010

3.

Batas akhir pengambilan KRS

13 Maret 2010

4.

Batas akhir pemberian cuti akademik

20 Maret 2010

5.

Infut Data Mahasiswa di ESBED (2009-2)

22 - 27 Maret 2010

6.

Ujian Tengah Semester (mid semester ) genap

10 -15 April 2010

7.

Batas akhir ujian tutup semester genap tahun 2009/2010

5 juni 2010 ( 20 hari sebelum wisuda)

8.

Penutupan pendafaran wisuda semester genap

20 juni 2010 ( 15 hari sebelum wisuda)

9.

Pengambilan kartu ujian

12 Juni 2010

10

Ujian final

19 – 25 Juli 2010

11.

Pemasukan nilai

26 – 31 juli 2010

12.

Monev semester genap

31 Juli 2010

13.

Batas akhir perbaikan/koreksi nilai

7 agustus 2010

14.

Pengiriman Data ESBED (2009-1)

14 Agustus 2010

15.

Penerbitan RAPOR semester ganjil paling lambat

21 Agustus

Sabtu, 14 November 2009

BELAJAR ILMU PERTANIAN AKAN MENGANTAR MANUSIA MENJADI MANUSIA BERIMAN

Para penganut sekuler memisahkan antara ilmu Agama dengan ilmu umum, padahal dalam Islam kita memahami semua ilmu yang benar itu datangnya dari Allah Swt, seperti yang kita pahami bahwa ayat-ayat Allah itu ada dua yakni ayat-ayat qauliah itulah Al-Qur'an dan ayat- ayat Qauniyah itulah alam raya dan segala mahluk dan penghuninya baik yang ada dilangit maupun yang ada di bumi. Ilmu-ilmu eksakta lahir karena adanya penelitian dan ekplorasi terhadp ayat-ayat Allah berupa ayat-ayat qauniyahnya Allah Swt, sehingga sesungguhnya ilmu-ilmu eksak sesungguhnya adalah ayat Allah.
Ilmu-ilmu pertanian sebagai rumpun ilmu eksak sangat dekat dengan ayat-ayat Allah berupa ayat Qauniyahnya Allah. Oleh karena itu ilmu-ilmu pertanian harus mampu mengantar para Mahasiswa bukan hanya sebagai sarjana yang menguasai kompotensi ilmu-ilmu pertananian tetapi seharusnya mampu mengantar Mahasiswanya menjadi sarjana yang dekat kepada Allah. Betapa tidak ketika berbicara tentang iklim misalnya maka ini sangat erat kaitannya dengan gambaran Allah di dalam A-Qur'an, Ketika berbicara tentang penyerbukan maka Al-qur'an harus hadir menjelakan itu, dan sebagainya sehingga seorang dosen yang memberi kuliah ilmu-ilmu pertanian akan mengantar mahasiswanya mengenal Allah. Kalau ini mampu dilakukan maka insya Allah orang-orang pertanian akan melahirkan ulama-ulama dalam bidang Pertanian.
Allahu Alam bisswab.

Selasa, 27 Oktober 2009

Materi AIK (Sejarah AL-qur'an)

Sesudah Nabi Muhammad wafat, umat Islam mengangkat Abu Bakar r.a menjadi khalifah. Pada awal masa pemerintahan beliau, beberapa perkara yang membawa kepada peperangan telah berlaku.

Di antara peperangan-peperangan yang hebat dan terkenal itu adalah peperangan Yamamah, di mana kebanyakkan tentara Islam yang ikut dalam peperangan ini adalah terdiri dari para sahabat penghafal Al-Quran. Dalam peperangan tersebut, 70 orang penghafal Al Quran telah gugur syahid. Sebelum itu pula, yaitu di zaman Nabi Muhammad, sebanyak jumlah yang sama juga telah gugur syahid para shahabat penghafal Al Quran dalam satu peperangan di sumur Ma’unah dekat Kota Madinah.

Oleh karena Umar bin Khattab ra merasa khawatir jika para shahabat penghafal Al-Quran yang masih hidup itu syahid dalam peperangan-peperangan yang selanjutnya, yang dapat membawa dampak buruk terhadap penjagaan Al-Quran, maka beliau pergi kepada Abu Bakar ra untuk memperbincangkan perkara tersebut. Dalam buku-buku Tafsir dan Hadits, perbincangan antara Abu Bakar ra, Umar Al-Khattab ra dan Zaid bin Tsabit mengenai pengumpulan Al Quran adalah diterangkan seperti berikut:

Umar berkata kepada Abu Bakar: “Dalam peperangan Yamamah, para sahabat yang telah hafal Al-Quran telah banyak yang gugur. Aku khawatir akan gugurnya para sahabat yang lain dalam peperangan selanjutnya. Maka shuhuf-shuhuf berisi ayat-ayat Al Quran itu perlu dikumpulkan.”

Abu Bakar menjawab: “Mengapa aku akan melakukan sesuatu yang tidak diperbuat oleh Rasulullah SAW?”

Umar menegaskan: “Demi Allah! Ini adalah perbuatan yang baik.”

Dan Umar ibnu Al-Khattab r.a berulang kali memberikan alasan-alasan kebaikan mengumpulkan Al-Quran ini, sehingga Allah membuka hati Abu Bakar r.a untuk menerima pendapat Umar bin Khattab ra itu. Kemudian Abu Bakar ra memanggil Zaid bin Tsabit dan berkata kepadanya : “Umar mengajakku mengumpulkan Al Quran.”

Lalu diceritakan oleh Abu Bakar ra segala perbincangannya dengan Umar Al Khattab r.a kepada Zaid bin Tsabit. Kemudian Abu Bakar berkata: “Engkau adalah seorang pemuda yang cerdas yang aku percayai sepenuhnya. Dan engkau adalah seorang penulis wahyu yang selalu disuruh oleh Rasulullah. Oleh karena itu, maka kumpulkanlah ayat-ayat Al-Quran itu.”

Zaid menjawab: “Demi Allah! Ini adalah pekerjaan yang berat bagiku. Seandainya aku diperintahkan untuk memindahkan sebuah bukit, maka hal itu tidaklah lebih berat bagiku daripada mengumpulkan Al-Quran yang engkau perintahkan itu.”

Dan selanjutnya dia bertanya kepada Abu Bakar ra dan Umar ra: “Kenapa kalian melakukan sesuatu yang tidak diperbuat oleh Nabi SAW?”

Abu Bakar ra menjawab: “Demi Allah! Ini adalah perbuatan yang baik.”

Lalu Abu Bakar ra memberikan alasan-alasan kebaikan mengumpulkan ayat-ayat Al-Quran itu, sehingga menyadarkan Zaid akan kebaikan tersebut. Kemudian, Zaid mengumpulkan ayat-ayat Al-Quran itu dari daun, pelepah kurma, batu tanah keras, tulang dan kulit unta atau kambing dan dari sahabat-sahabat yang hafal Al-Quran. Dalam usaha mengumpulkan ayat-ayat Al Quran itu, Zaid bin Tsabit bekerja amat teliti. Sekalipun beliau adalah hafal Al-Quran seluruhnya langsung dari Rasulullah SAW, tetapi untuk kepentingan pengumpulan Al-Quran yang sangat penting bagi umat Islam itu, beliau masih memandang perlunya memadankan atau menyesuaikan hafalan atau catatan sahabat-sahabat yang lain dengan disaksikan oleh dua orang saksi. Dengan demikian, ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan itu seluruhnya telah ditulis oleh Zaid bin Tsabit dalam lembaran-lembaran, dan diikatkannya dengan baik dan benar, tersusun menurut urutan ayat-ayatnya sebagaimana yangtelah ditetapkan oleh Rasulullah SAW. Kemudian Al-Quran tersebut diserahkan kepada Abu Bakar ra. Mushaf ini tetap berada di tangan Abu Bakar ra sampai beliau (Abu Bakar) meninggal dunia. Kemudian mushaf ini dipindahkan ke rumah Umar Al-Khattab dan tetap berada di sana selama pemerintahan beliau sebagai khalifah Islam. Sesudah Umar ibnul Khattab ra meninggal dunia, mushaf itu dipindahkan ke rumah Hafsah, anak perempuan Umar dan isteri Rasulullah sampai masa pengumpulan dan penyusunan Al-Quran di masa Khalifah Usman bin Affan r.a.


Di masa khalifah Utsman bin Affan ra, pemerintahan Islam telah sampai hingga ke Armenia dan Azerbaijan di sebelah timur dan Tripoli di sebelah barat. Maka dengan itu, kaum Muslimin telah tersebar ke seluruh wilayah Islam seperti ke Mesir, Syria, Irak, Persia dan Afrika. Kemana mereka pergi dan di mana mereka tinggal, Al-Quran tetap menjadi imam mereka, dan di antara mereka itu banyak yang hafal Al-Quran. Dan di antara mereka juga mempunyai naskah-naskah Al-Quran. Namun naskah-naskah yang mereka punyai itu tidak sama dari segi susunan surah-surahnya.

Di samping itu, di antara mereka itu terdapat perbedaan tentang bacaan (qiro’ah) Al Quran itu. Pada asalnya perbedaan bacaan ini ialah karena Rasulullah sendiri pun memberi kelonggaran kepada kabilah-kabilah Arab Islam yang berada di masanya untuk membaca dan melafazkan Al-Quran itu menurut lahjah (dialek) mereka masing-masing. Kelonggaran ini diberikan oleh Nabi Muhammad supaya mudah bagi mereka untuk menghafal Al-Quran itu.

Tetapi nampaklah tanda-tanda bahwa bila perbedaan tentang bacaan Al-Quran ini dibiarkan, akan mendatangkan perselisihan dan perpecahan yang tidak diinginkan dalam kalangan kaum Muslimin. Orang yang mula-mula memperhatikan hal ini ialah seorang sahabat yang bernama Huzaifah bin Yaman. Ketika beliau turut serta dalam pertempuran menaklukkan Armenia dan Azerbaijan. Dalam perjalanan, beliau pernah mendengar pertikaian kaum Muslimin tentang bacaan beberapa ayat Al-Quran, dan juga pernah mendengar perkataan seorang Muslim kepada temannya, yaitu “Bacaanku lebih baik dari bacaanmu”. Keadaan ini membuat Huzaifah gundah. Maka ketika beliau telah kembali ke Madinah, beliau menemui khalifah Utsman bin Affan ra dan beliau menceritakan apa yang dilihatnya mengenai pertikaian kaum Muslimin tentang bacaan Al-Quran itu.

Huzaifah berkata kepada Sayidina Utsman: “Susulilah umat Islam itu sebelum mereka berselisih tentang Al Kitab, sepertimana perselisihan Yahudi dan Nasara”.

Maka khalifah Usman r.a meminta kepada Hafshah binti Umar akan lembaran-lembaran Al-Quran yang telah dikumpulkan, yang ditulis di masa khalifah Abu Bakar ra, yang disimpan oleh Hafshah. Maka lembaran-lembaran tersebut diserahkan kepada khalifah Utsman ra oleh Hafshoh. Kemudian Khalifah Utsman membentuk satu panitia yang terdiri daripada Zaid bin Tsabit sebagai ketua, Abdullah bin Zubair, Sa’id bin ‘Ash dan Abdur Rahman bin Harits bin Hisyam. Panitia ini diberikan tugas untuk membukukan Al-Quran, yaitu menyalin dari lembaran-lembaran tersebut, seterusnya menjadi buku (dijilid). Dalam menjalankan tugas ini, khalifah Usman menasihatkan supaya:

1. Mengambil pedoman kepada bacaan mereka yang hafal Al-Quran.
2. Kalau ada pertikaian antara mereka tentang bahasa (bacaan, qiro’at), maka haruslah ditulis menurut dialek suku Quraisy, sebab Al-Quran itu diturunkan menurut dialek mereka.

Setelah tugas yang diamanahkan kepada panitia itu selesai, maka mushaf Al-Quran yang dipinjamkan daripada Hafshah itu dipulangkan semula kepada beliau. Al-Quran yang dibukukan itu dinamakan “Al-Mush-haf” dan seterusnya oleh panitia itu dituliskan lagi 5 buah Al Mush-haf. Empat buah di antaranya dikirimkan ke Mekah, Syria, Basrah dan Kuffah, agar di tempat-tempat tersebut disalin pula dari masing-masing mushaf itu. Sedangkan satu buah lagi ditinggalkan di Madinah, untuk Utsman sendiri, dan itulah yang dinamai dengan “Mush-haf Al-Imam”.

Setelah itu, khalifah Utsman memerintahkan semua lembaran-lembaran Al-Quran yang lain, yang ditulis (selain daripada Al Mush-haf) dikumpulkan dan dibakar. Maka dengan itu, dari mush-haf yang ditulis di zaman khalifah Utsman itulah, kaum Muslimin diseluruh pelosok menyalin Al-Quran itu.

Hingga sekarang masih ada kelainan bacaan karena bacaan-bacaan yang dirawikan dengan mutawatir dari Nabi Muhammad SAAW terus dipakai oleh kaum Muslimin. Namun bacaan-bacaan tersebut tidaklah berlawanan dengan apa yang ditulis dalam mushhaf-mushhaf yang ditulis dimasa khalifah Utsman. Dengan demikian, pembukuan Al-Quran di masa khalifah Utsman itu memberikan beberapa kebaikkan seperti :

1. Menyatukan kaum Muslimin pada satu bentuk mush-haf yang seragam ejaan tulisannya.

2. Menyatukan bacaan, walaupun masih ada kelainan bacaan, tetapi bacaan itu tidak berlawanan dengan ejaan mushhaf-mushhaf Utsman. Sedangkan bacaan-bacaan yang tidak bersesuaian dengan mushhaf-mushhaf Utsman tidak dibenarkan lagi. Karena Mush-haf Utsmani disusun berdasarkan riwayat-riwayat yang mutawatir. Artinya, ayat-ayat Al-Qur`an dan qiroat yang terkandung dalam Mush-haf Utsmani memang ayat-ayat Al-Qur`an seperti yang dihafal oleh mayoritas shahabat yang menerimanya langsung dari Rasulullah.

3. Menyatukan tertib susunan surah-surah, sesuai yang diajarkan oleh Rasulullah. Susunan surat seperti sekarang ini adalah susunan surat yang digunakan oleh Rasulullah ketika beliau mengulangi bacaan Al-Qur`an di hadapan Jibril setiap bulan Ramadhan.

Akhirnya sampailah kepada kita sekarang dengan tidak ada sebarang perubahan sedikit pun dari apa yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a w. Dalam pada itu, pada setiap masa dan zaman, Al Quran ini dihafal oleh jutaan umat Islam dan ini adalah salah satu inayah Tuhan untuk menjaga Al-Quran. Dengan itu, terbuktilah firman Allah.

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Quran dan sesungguhnya Kami tetap memeliharanya.” (Surah Al Hijr: 9)

Copyright

Selasa, 29 September 2009

Istiqamah Pasca Ramadhan

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kesempatan kepada kita selaku orang mukmin untuk menunaikan ibadah puasa dan alhamdulillah kita telah menyelesaikannya selama sebulan. Banyak hal yang insya Allah kita peroleh dalam bulan ramadhan sebagaimana janji Allah, diantaranya adalah derajat ketakwaan yang merupakan gelar yang sangat mulya disisi Allah, yang tidak dapat diperoleh melalui proses akademik di Perguruan tingggi manapun di dunia ini, hanya melalui proses ibadah saja yang dapat menjadi pemicu untuk memperoleh gelar yang luar baiasa ini. Inilah salah satu out put puasa yang harus di pertahankan, karena tidak menutup kemungkinan perjuangan yang luar biasa yang pernah dilakukan dapat kembali ke titik nadir bahkan menjadi mahluk yang lebih rendah dari binatang sekalipun kita telah di angkat derajat kita oleh Allah melebih derajat mahluk lain. Untuk mempertahankan derajat ketakwaan ini maka parameter-parameter ketakwaan ini harus ditingkatkan misalnya pada surah Al-baqarah di ayat 2 dikatakan bahwa orang-orang yang bertakwa itu menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman hidupnya, paling tidak kita harus berusaha membaca Al-Qur'an setiap hari, berusaha memaknainya dan mengamalkan serta mengajarkan kepada orang lain sehingga insya Allah kita termasuk manusia terbaik sebagaimana kata Nabi Muhammad" sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkan kepada orang lain. Ciri lain orang yang takwa kata Allah adalah orang yang senangtias menegakkan shalat. Shalat ini perlu dijaga terutama waktu-waktunya jangan sampai kita terlalu mengurus dunia lalu molor waktu shalat kita bahkan rela ditinggalkan, pada hal shalat adalah amalan yang pertama diperikasa oleh Allah pada hari kiamat bahkan menjadi penentu diterima ditolaknya amal seseorang, jika baik shalat kita maka insya Allah amal kita akan diterima oleh Allah, dan jika jelek kita punya amal maka tertolak pula kita punya amal, oleh karena itu jagalah shalat termasuk shalat jamaah kita, karena Nabi katakan " tidak shalat bagi orang yang bertengga dengan masjid, oleh karena itu bagi kita yang sering melakukan shalat jamaah sangat diistimewakan oleh Allah yaitu akan diberikan 27 derajat kemulian dibanding dengan shalat sendiri, bahkan dikatakan dalam hadits bahwa nanti akan dilindungi oleh pada hari tidak ada lagi lindungan kecuali lindungan Allah swt , yaitu orang hatinya tertambak di masjid. Ciri lain orang yang takwa kata Allah adalah orang yang senangtiasa mengeluarkan zakat hartanya.
Sesungguhnya banyka nilai lain yang diperoleh dalam bulan ramdhan mislanya semangat membaca Al-qur'an, shalat sunnat dan amalan lain yang harus senangtiasa dilestarikan atau diamalkan pada bulan lain diluar bulan ramadhan. Semoga saja Allah swt, masih memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu dengan bulan ramadhan berikut, amiin!!