SALAM


ASSALAMU ALAIKUM WR. WB, TERIMA KASIH ANDA TELAH BERKUNJUG KE BLOG INI

Senin, 22 Maret 2010

OUTO KRITIK TERHADAP ORANG MUHAMMADIYAH

Muhammadiyah adalah organisasi yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan, padan tanggal 8 Zulhijja 1330 H, atau bertepatan dengan tanggal 18 Nopember 1912 M. Berawal dari keprihatinan beliau terhadap keadaan ummat Islam yang sangat terbelakang ditambah lagi dengan pemahaman ummat Islam yang sangat miring terhadap agamanya terutama dalam aqidah dan ibadah yang sangat menyimpang dari sumber aslinya yaitu Al-qur’an dan sunnah , sehingga menyuburkan praktek TBC, tahyul, bid’ah dan Churafat, ditambah lagi dengan progresifnya ummat lain dan menyebarkan agamanya bahkan cendrung memurtadkan ummat Islam dari Agamanya, dan dimotori oleh penjajah dan yang terpenting adalah kesadaran KH. Ahmad Dahlan terhadap perintah Allah supaya ada sekelompok ummat yang menjadi penyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, Al-Qur’an surah Ali-Imran :104

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung.

Dengan Dasar ini maka Muhammadiyah kemudian di dirikan oleh KH. Ahmad Dahlan sebagai jawaban terhadap kegalauan beliau terhadap persoalan yang dihadapi oleh Ummat.

Sejak lahirnya Muhammadiyah memiliki obyek garapan ummat terutama ummat terbelakang atau masyarakat pinggiran (grass root) akar rumput. Sehingga berdirilah rumah-rumah sakit, panti-panti asuhan dimana-mana , sampai sekarang sudah luar biasa, .

Artinya Muhammadiyah lahir karena keprihatinan terhadap ummat terutama ummat yang lemah dan terbelakang, Hal ini sudah mulai bergeser sedikit-demi sedikit, setelah Muhammadiyah dipimpin oleh para cendekiawan atau kelompok ummat menengah ke atas atau kalangan cendekiawan, bahkan dalam setiap ungkapan-ungkapan, baik dalam ceramah –ceramah, diskusi-diskusi, seminar-seminar dan majalah-majalah sering muncul istilah-istilah yang sudah tidak dapat lagi dicerna oleh kelompok-kelompok masyarakat kecil (grass root) hal ini semakin mengokohkan bahwa muhammadiyah hanya dimiliki oleh sekelompok masyarakat cendekiawan, dan tidak lagi menyentuh masyarkat kecil yang jauh dari istilah-istilah yang tidak mereka pahami, lain dengan jaman-jamannya para pendahulu seperti KH. Ahmad Dahlan, sutan Mansyur, ki bagus, Pak Ar, yang bahasanya sangat sederhana dan sangat dekat dengan bahasa-bahasa masyarakat biasa sehingga apa yang mereka sampaikan dengan muda sekali dapat dicerna oleh ummat yang sederhana.

Kekurangan yang sangat mendasar yang lain, adalah jauhnya orang-orang Muhammadiyah dari Al-qur’an dan Hadits, padahal sudah menjadi motto Muhammadiyah yaitu kembali kepada Al-qur’an dan Hadits yang shahi. Kekurangan ini sangat dirasakan mulai dari tingkat Pimpinan paling atas sampai pimpinan tingkat ranting, bahkan anggota persyarikatan. Tidak banyak lagi kelompok-kelompok kajian yang memang betul-betul mengaji langsung dengan menggunakan Al-qur’an dan Hadits sebagai sumber kajian. Secara personal mana ada waktu dari kita membaca Al-qur’an dengan rutin,, jika dibanding dengan bacaan lain, bahkan mungkin lebih banyak waktu kita membaca Koran. Sekarang mana tempat-tempat tertentu yang digunakan oleh pimpinan untuk berkumpul mengkaji langsung AL-qur’an dan Hadits, sepertinya kembali kepada Al-qur’an dan Hadits tinggal selogan.

Kekuranga mendasar yang lain adalah banyak orang –orang Muhammadiyah yang tidak memiliki tarjih, padahal ketika mereka berbicara ibadah selalu tekankan, beribadah menurut tarjih, sehingga waktu untuk membaca tarjih juga tidak ada bahkan mungkin ada anggota Muhammadiyah yang tidak pernah memegang tarjih.

Selanjutnya kita orang-orang Muhammadiyah tidak ada greget untuk mencoba menguasai sumber informasi, bisa dibayangkan bagaimana hebatnya Muhammadiyah ketika ia memiliki sumber informasi seperti Televisi tingkat nasional yang dapat diakses diseluruh dunia atau Indonesia. Kalau ini mau diwujudkan saya kira bisa katanya warga Muhammadiyah ada sekitar 30 juta, kalau ini dapat digerakkan secara ekonomi, bisa dibayangkan betapa kuat muhammadiyah dapat mengumpulkan dana yang luar biasa untuk mendanai pembangunan sarana informasi ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar